30.11.09

introspeksi

saya memiliki jurnal-jurnal hidup saya sendiri
dimana dalam jurnal-jurnal tersebut tercatat langkah-langkah yang saya ambil dalam menentukan keputusan
dimana bercerita tentang masa lalu dan harapan akan masa depan
dimana menyatakan fakta saat itu dan kondisi saat ini sangatlah berbeda

mungkin segalanya terencana
namun tidak terjalankan dengan baik
segala perubahan dan kondisional membuat kita lupa akan berbagai hal

apa impian saya?
apa keinginan saya?
apa yang membuat saya berkeinginan seperti itu?

Tuhan adalah satu-satunya yang mengerti dan melihat sejak dulu sampai sekarang
sayang, tampaknya akulah yang sejak dulu hingga sekarang tak pernah mencoba mengerti Tuhan

hanyalah sebuah perkembangan pesat di zaman itu
dan cukup
berhenti sampai di situ karena merasa cukup

cerita-cerita dalam jurnal itu berulang dan berulang
keluh kesah mengenai kisah kehidupan, akademis, cinta, teoritis, praktis,
semua bercampur aduk

apa saya segitu bodohnya hingga tidak belajar dari kesalahan di masa lalu?
atau saya yang memang tidak introspeksi?
apa Tuhan sudah mengizinkan tapi saya memang belum menginginkan?
atau saya sudah menginginkan tapi memang Tuhan belum mengizinkan?

apa gunanya kita melihat ke masa lalu apabila kesalahan terus terulang.
hanya berkata saat ini lebih baik
meskipun hanya sebesar biji zarah baiknya

bukankah lebih baik berkembang stabil dibanding eksponensial namun stagnan di akhir?
atau perkembangan stabil itu pun akan berakhir di titik stagnan yang sama?

perubahan yang terjadi dimulai dari diri sendiri
saya selalu mengajak, ayo mulai dari diri sendiri.
tapi tampaknya saya memulai diri sendiri untuk memperbaiki hal lain dan orang lain
bukan hal mengenai saya, dan diri saya sendiri

apakah saya terlalu egois dalam berpikir untuk orang lain?
atau saya terlalu tidak egois?
atau memang sebenarnya saya egois untuk diri saya sendiri?

jawaban dari pertanyaan seseorang sebetulnya telah ada di diri kita sendiri
kita hanya butuh orang lain untuk meyakinkan bahwasanya itulah kebenaran yang kita pilih
namun cara semua orang selalu berbeda
tapi itulah kebenaran yang saya pilih.
tetapi kebenaran itu belum tentu benar, bahkan bisa saja salah
kebenaran itu belum tentu baik, bisa saja buruk

hanya meyakinkan diri sendiri
membenarkan keyakinan
atau meyakinkan kebenaran

kebenaran siapa?
keyakinan siapa?

autistneverdie

No comments: